Rabu, 10 Maret 2010

Design Interiors

ni desain dapur rumahku,,moga aja deh,,dikabulin ma ortu dibikinin yg ky begini,,,amien,,,

KONSEP HIDUP

Konsep dasar hidup bagi saya sangat pentig untuk menutun kita menuju cita-cita dan tujuan hidup. Terkait dengan hal ini, pandangan metafisika yang saya miliki adalah suatu keyakinan pada salah satu keyakinan yaitu agama Islam. Untuk menjadi seorang muslimah yang baik, saya harus mampu menyeimbangkan hubungan saya dengan Allah SWT, hubungan saya dengan manusia yang lain dan hubungan saya dengan alam. Ketiga hal itu saya pikir merupakan hal yang harus dijalankan berirama.Kuat pada keyakinan yang kita pegang tapi tetap netral dalam bersosialisasi dengan masyarakat menurut saya adalah kunci agar kita mampu menempatkan diri dan dapat membedakan sesuatu hal yang baik dan buruk, disini tidak dapat saya katakan suatu hal itu benar atau salah, karena menurut saya semua itu relative pada masing-masing orang.

Mengapa saya katakana kita harus kuat terhadap keyakinan kita? Hal ini dikarenakan di era yang sekarang ini, sering realita itu tidak sesuai dengan apa yang kita perkirakan, atau bahkan lebih buruk. Maka dari itu saya berpikir bahwa kita harus mampu membuat perencanaan hidup dengan beberapa cadangan planning agar cita-cita dan tujuan hidup kita mampu dicapai dengan baik.

Mengenai hal-hal metafisika yang sering dilihat di televisi dan cerita-cerita dari orang sekitar kita seperti hal gaib dan supranatural, saya percaya dengan semua itu sebatas adanya makhluk ciptaan Tuhan selain manusia, fauna, dan flora. Tidak seharusnya kita menyembah sesuatu berupa benda atau pun hal-hal gaib. Semua kembali pada diri kita masing-masing untuk mempertahankan keyakinan kita pada jaman yang penuh tantangan seperti sekarang ini.

Konsep dasar hidup bagi saya sangat pentig untuk menutun kita menuju cita-cita dan tujuan hidup. Terkait dengan hal ini, pandangan metafisika yang saya miliki adalah suatu keyakinan pada salah satu keyakinan yaitu agama Islam. Untuk menjadi seorang muslimah yang baik, saya harus mampu menyeimbangkan hubungan saya dengan Allah SWT, hubungan saya dengan manusia yang lain dan hubungan saya dengan alam. Ketiga hal itu saya pikir merupakan hal yang harus dijalankan berirama.Kuat pada keyakinan yang kita pegang tapi tetap netral dalam bersosialisasi dengan masyarakat menurut saya adalah kunci agar kita mampu menempatkan diri dan dapat membedakan sesuatu hal yang baik dan buruk, disini tidak dapat saya katakan suatu hal itu benar atau salah, karena menurut saya semua itu relative pada masing-masing orang.

Mengapa saya katakana kita harus kuat terhadap keyakinan kita? Hal ini dikarenakan di era yang sekarang ini, sering realita itu tidak sesuai dengan apa yang kita perkirakan, atau bahkan lebih buruk. Maka dari itu saya berpikir bahwa kita harus mampu membuat perencanaan hidup dengan beberapa cadangan planning agar cita-cita dan tujuan hidup kita mampu dicapai dengan baik.

Mengenai hal-hal metafisika yang sering dilihat di televisi dan cerita-cerita dari orang sekitar kita seperti hal gaib dan supranatural, saya percaya dengan semua itu sebatas adanya makhluk ciptaan Tuhan selain manusia, fauna, dan flora. Tidak seharusnya kita menyembah sesuatu berupa benda atau pun hal-hal gaib. Semua kembali pada diri kita masing-masing untuk mempertahankan keyakinan kita pada jaman yang penuh tantangan seperti sekarang ini.

Konsep dasar hidup bagi saya sangat pentig untuk menutun kita menuju cita-cita dan tujuan hidup. Terkait dengan hal ini, pandangan metafisika yang saya miliki adalah suatu keyakinan pada salah satu keyakinan yaitu agama Islam. Untuk menjadi seorang muslimah yang baik, saya harus mampu menyeimbangkan hubungan saya dengan Allah SWT, hubungan saya dengan manusia yang lain dan hubungan saya dengan alam. Ketiga hal itu saya pikir merupakan hal yang harus dijalankan berirama.Kuat pada keyakinan yang kita pegang tapi tetap netral dalam bersosialisasi dengan masyarakat menurut saya adalah kunci agar kita mampu menempatkan diri dan dapat membedakan sesuatu hal yang baik dan buruk, disini tidak dapat saya katakan suatu hal itu benar atau salah, karena menurut saya semua itu relative pada masing-masing orang.

Mengapa saya katakana kita harus kuat terhadap keyakinan kita? Hal ini dikarenakan di era yang sekarang ini, sering realita itu tidak sesuai dengan apa yang kita perkirakan, atau bahkan lebih buruk. Maka dari itu saya berpikir bahwa kita harus mampu membuat perencanaan hidup dengan beberapa cadangan planning agar cita-cita dan tujuan hidup kita mampu dicapai dengan baik.

Mengenai hal-hal metafisika yang sering dilihat di televisi dan cerita-cerita dari orang sekitar kita seperti hal gaib dan supranatural, saya percaya dengan semua itu sebatas adanya makhluk ciptaan Tuhan selain manusia, fauna, dan flora. Tidak seharusnya kita menyembah sesuatu berupa benda atau pun hal-hal gaib. Semua kembali pada diri kita masing-masing untuk mempertahankan keyakinan kita pada jaman yang penuh tantangan seperti sekarang ini.

Jumat, 05 Maret 2010

PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI PETAK 6, HUTAN WANAGAMA I, GUNUNGKIDUL

Andika Yuliyanti
07/254490/KT/06098

INTISARI

Kondisi struktur vegetasi yang berbeda-beda di hutan Wanagama I karena adanya suksesi alam dapat mempengaruhi kondisi satwa burung di hutan Wanagama I. Penelitian ini dilakukan karena burung peka terhadap perubahan ekosistem dan lingkungan, sehingga hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan pengelolaan satwa burung pada umumnya dan pengelolaan satwaliar pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh struktur vegetasi terhadap keanekaragaman jenis burung di petak 6 hutan Wanagama I Gunung Kidul.
Metode pengambilan data untuk populasi burung adalah metode Point Count sedangkan data struktur vegetasi dengan membuat petak ukur protocol plot berbentuk lingkaran (r=11,3 m) dan analisis vegetasinya menggunakan nested sampling serta protocol untuk penutupan vegetasi pada tiap tingkatan pertumbuhannya dan penutupan tumbuhan bawah-tajuk. Analisis data keanekaragaman burung menggunakan Indeks Shannon; struktur vegetasi menggunakan indeks Simpson; sedangkan faktor yang mempengaruhi keanekaragaman burung menggunakan perangkat lunak R Statistik dengan analisis regresi linier.
Hasil pengamatan keanekaragaman jenis burung yang didapatkan pada lokasi penelitian hutan Wanagama I petak 6 ditemukan 7 jenis burung dari 4 famili antara lain : Bubut 1 ekor, Cekakak sungai 3 ekor, Cabak gunung 1 ekor, Cinenen pisang 3 ekor, Cipoh 2 ekor, Kutilang 4 ekor, Prenjak 4 ekor. Hasil analisis faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis burung didapat persamaan sebagai berikut : Y= 1.000e+00 - 1.203e-16X1 -1.035e-01X2. Penutupan pohon ( X1) berbanding terbalik dengan keanekaragaman burung (Y) dan indeks diversitas pohon(X2) berbanding terbalik pula dengan keanekaragaman jenis burung.

Kata kunci : Keanekaragaman jenis burung, Struktur vegetasi,

Pendahuluan

Kondisi struktur vegetasi yang terbentuk di sekitar aliran sungai Oyo di Wanagama I menjadikan kawasan tersebut sebagai habitat burung. Burung mempunyai salah satu peran yang sangat penting dalam habitatnya yaitu merupakan indikator bagi keanekaragaman hayati. Peran tersebut disebabkan oleh burung hidup tersebar di hampir seluruh bagian dunia dan hidup di hampir seluruh tipe habitat dan pada berbagai ketinggian tempat, peka terhadap perubahan lingkungan. Burung merupakan salah satu satwa yang dapat dijadikan bioindikator kualitas lingkungan. Keanekaragaman jenis burung yang ada dalam suatu kawasan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana dia tinggal. Banyak spesies satwa liar yang sensitif terhadap perubahan-perubahan yang disebabkan oleh campur tangan manusia pada penggunaan lahan. Burung dapat digunakan sebagai metrik yang dapat menentukan tingkat degradasi habitat atau sebaliknya untuk mengetahui level restorasi habitat. Sebagai contoh jika seseorang ingin mengakses status biodiversitas suatu kawasan, jumlah burung yang terancam secara umum dapat dijadikan indikator yang sesuai. Selain itu juga, jika seseorang ingin mengamati proses pemulihan vegetasi seiring dengan kerusakan yang dibuat manusia, komposisi dan diversitas burung dapat menjadi variabel kunci untuk terus di monitoring (Furness & Greenwood dalam Perrow dan Davy, 2002).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur vegetasi terhadap keanekaragaman jenis burung di petak 6 , Hutan Wanagama I, Gunungkidul. Berdasarkan teori bahwa burung menempati habitat yang sangat bervariasi mulai dari struktur vegetasi dan faktor lingkungan, dan juga mengingat sebagian besar perubahan habitat di hutan Wanagama I terjadi secara suksesi atau kebalikannya, yaitu retrogresif. Oleh karena itu, konsep teori suksesi merupakan dasar yang sangat berguna untuk memprediksi adanya respon satwa liar terhadap perubahan habitat. Dalam penelitian kali ini habitat berupa pendekatan kelompok jenis tegakan yang ditanam di hutan Wanagama I.Burung merupakan salah satu kelompok satwa yang mudah terpengaruh oleh perubahan lingkungan, oleh karena itu burung dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan. Perubahan kondisi lingkungan pada suatu ekosistem dapat dilihat dari perubahan populasi dan keanekaragaman jenis burung.

Bahan dan Metode

Penelitian dilakukan di Wanagama I GunungKidul yaitu pada petak 6 yang memiliki struktur vegatasi yang berbeda dengan petak lainnya. Penelitian dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 21November 2009. Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan adalah binokuler, rol meter, kompas, klino meter, haga meter, buku panduan pengamatan satwa burung, kamera, jam tangan, tallysheet, pita diameter, alat tulis.
Pengamatan kelimpahan populasi menggunakan metode Points Count.Pengamatan ini dengan cara membuat titik-titik pengamatan dalam suatu ekosistem. Pada setiap titik pengamatan dilakukan pengamatan terhadap jumlah jenis dan kelimpahan burung yang ada pada jarak tertentu, baik yang terlihat secara langsung maupun hanya terdengar keberadaannya. Jarak tersebut menyesuaikan dengan kondisi vegetasi yang ada. Pengamatan dilakukan secara bersamaan di lokasi – lokasi yang telah ditentukan. Data yang dicatat adalah jenis burung yang dijumpai selama waktu pengamatan dan jarak individu burung dari pengamat.Struktur vegetasi diamati dengan membuat petak ukur (PU) protocol plot berbentuk lingkaran dengan jari-jari 11,3 m. Jarak antar PU adalah 200m dengan jumlah minimal 15 PU yang dianggap akan mewakili. Protokol plot tersebut selanjutnya dibagi menjadi 4 arah mata angin, yang masing-masing diambil data mengenai penutupan semak, belukar, tiang, dan pohon menggunakan Density Board. Selain itu diambil juga data penutupan tajuk dan herba menggunakan tabung okuler. Analisis vegetasi dilakukan dengan pembuatan nested sampling di dalam protokol plot dengan ukuran 1 X 1 m untuk rumput, 2 X 2 m untuk semai dan tumbuhan bawah, 5 X 5 m untuk sapihan, 10 X 10 m untuk tiang, dan 20 X 20 m untuk pohon. Kemudian diukur tinggi tegakan, luas bidang dasar, dan keadaan fenologi ( berbunga, berbuah, bersemi, dan meranggas ).
1.Keanekaragaman jenis burung di analisis menggunakan indeks Shannon Wiener. Analisis dilakukan menggunakan program excel “biological statistic”.
H =
Keterangan :
H: Index Shannon-Wienner N: Jumlah total Individu ni :Jumlah individu spesies i
2. Struktur Vegetasi
Kelimpahan jenis vegetasi dihitung mengunakan indeks Simpson.

Keterangan : D = indeks keanekaragaman jenis N = jumlah total jenis
ni = jumlah individu suatu jenis S = jumlah jenis
Untuk mengetahui faktor-faktor vegetasi yang berpengaruh terhadap keanekaragaman burung di hutan Wanagama I Gunung Kidul maka digunakan analisis statistik. Disini digunakan regresi linear dimana suatu variabel akan berpengaruh terhadap keanekaragaman burung apabila diperoleh nilai signifikan(P) <>|t|)
(Intercept) 1.000e+00 3.222e-17 3.104e+16 <2e-16 y=" 1.000e+00" y=" keanekaragaman" x1=" Penutupan" x2=" ID">2 (Rury Epilurahman, 2007).

Jenis burung yang paling dominan/paling sering ditemui di petak 6 hutan pendidikan wanagama I adalah Kutilang (Pycnonotus aurigaster) sebanyak 4 ekor dan Prenjak 4 ekor. Selain jenis itu burung yang banyak dijumpai juga adalah jenis burung Cinenen pisang (3),Cekakak sungai (3), Cipoh (2), bubut (1),dan Cabak gunung (1).
Sebagai dependent variable adalah Indeks Diversitas burung, sedangkan sebagai independent variable adalah penutupan semak, penutupan belukar, penutupan tiang, penutupan pohon, Indeks Diversitas pohon, Indeks Diversitas tiang, Indeks Diversitas sapihan, dan Indeks Diversitas semai didapat variable yang paling berpengaruh adalah penutupan pohon dan indeks diversitas pohon. Keduanya berbanding terbalik dengan anka keanekaragaman jenis burung karena mungkin ada human error dalam pengambilan data karena menurut teori burung menyukai penutupan pohon yang rapat/teduh agar terlindung dari sengatan matahari atau hujan serta dari pemangsanya. Begitu juga keanekaragaman pohon seharusnya berbanding lurus dengan keragaman jenis burung karena masing-masing jenis burung memiliki jenis tenggeran dan pakan yang berbeda-beda yang mempengaruhi mereka untuk datang ke habitat tersebut.

Kesimpulan

Struktur vegetasi berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis burung di petak 6 hutan Wanagama I Gunung Kidul.

Daftar Pustaka

Epilurahman Rury, Tony Febri Qurniawan, Trijoko. 2007.Mengungkap Keanekaragaman Herpetofauna di Kawasan Wisata Gua Kiskendo Sebagai Upaya Pelestarian Fauna Indonesia. Departemen Penelitian dan Pengembangan. Jakarta.
Perrow, Martin R and Anthony J Davy. 2002. Handbook of Ecological Restoration
(Volume I : Principles of Restoration). Cambridge University Press: UK.
Tim Laboratorium Satwa Liar. 2008. Petunjuk Praktikum Mata Kuliah Riset dan Manajemen Satwa Liar I. Fakultas Kehutanan. UGM. Yogyakarta.




ORIENTASI HIDUP

Orientasi hidup merupakan visi, misi dan tujuan hidup kita. Jika diibaratkan dalam perencanaan kehutanan, aspek penting untuk berhasilnya pengelolaan hutan lestari adalah mampu dirumuskannya Goal dan Target suatu perusahaan dengan baik. Bagi saya perlu adanya orientasi hidup pada setiap masing-masing orang karena dengan begitu maka hidup kita dapat terstruktur dan terencana dengan baik. Pandangan ke depan menjadikan kita termotivasi dalam melakukan setiap kegiatan yang kita lakukan. Menentukan tujuan jangka panjang perlu dilakukan terlebih dahulu agar kita mampu memilih dan menentukan secara tepat langkah apa yang harus kita ambil untuk mencapai tujuan kita sesuai dengan orientasi masing-masing orang.

Orientasi hidup yang ingin saya capai adalah orientasi yang segalanya berawal dari Allah SWT dan dikembalikan lagi kepada-Nya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan keputusan ditentukan oleh Allah SWT. Masa lalu kita dapat dijadikan pelajaran guna memperbaiki masa depan yang lebih baik. Selain kita berorientasi agama maka perlu juga adanya orientasi duniawi agar seimbang antara dunia dan akhirat.

Orientasi duniawi adalah cita-cita saya dalam memenuhi semua kebutuhan hidup bersama keluarga saya nantinya. Dimana saya mampu menjadi seseorang yang mampu memenuhi kewajibannya menjadi wanita sholihah. Wanita sholihah menurut saya adalah wanita yang baik budi pekertinya, taat kepada orangtua dan suami, bersih jasmani dan rohaninya, berpendidikan tinggi serta mampu berperan aktif dalam kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Indonesia.

Sedangkan orientasi agama (Muslim), bagi saya adalah bagaimana pencapaian kita menuju akhirat dengan perbekalan yang memenuhi agar kita masuk surga. Langkah-langkah yang diambil antara lain melaksanakan ibadah sholat, mematuhi semua perintahnya dan menjauhi larangannya serta mensyukuri setiap bencana dan anugerah yang diberikan-Nya.

Hal yang perlu diingat adalah setiap tahapan pencapaian orientasi hidup kita, harus memenuhi aspek sosial, spiritual, budaya, ekologi dan ekonominya. Sehingga pertimbangan yang kita gunakan tepat dan tidak merugikan banyak orang.